Beranda | Artikel
Khutbah Jumat Pelajaran Berqurban: Nabi Ismail Menyerah dan Yakin Bahwa Perintah Allah Itu Pasti Kebaikan
Rabu, 5 Agustus 2020

Khutbah Jumat Pelajaran Berqurban: Nabi Ismail Menyerah dan Yakin Bahwa Perintah Allah Itu Pasti Kebaikan ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 9 Dzulhijjah 1441 H / 30 Juli 2020 M.

Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Pelajaran Berqurban

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Ibadah qurban ibadah yang agung di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dimulai dari mimpi Nabi Ibrahim ‘Alaihish Shalatu was Salam yang diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih anaknya yang tersayang, Nabi Ismail ‘Alaihis Salam. Maka Nabi Ibrahim pun menyampaikan mimpinya tersebut kepada anaknya, karena mimpi para Nabi adalah wahyu dari Allah.

Ketika Nabi Ismail mengetahui tentang wahyu tersebut dan bahwasanya ayahnya diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih dirinya, maka Nabi Ismail pun menyerah kepada Allah, Nabi Ismail berkata:

… يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّـهُ مِنَ الصَّابِرِينَ ﴿١٠٢﴾

Wahai Ayahku, lakukan saja yang diperintahkan oleh Allah kepadamu itu. Kamu akan mendapati aku sebagai orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shaffat[37]: 102)

Subhanallah.. Seorang Nabi yang mulia, Nabi Ismail ‘Alaihish Shalatu was Salam ketika mengetahui ayahnya diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih dirinya, dia tidak berkata: “Kenapa? Apa salah saya sehingga saya disembelih? Kenapa harus disembelih? Kenapa Allah begitu dzalim kepada saya?” Nabi Ismail menyerah dan yakin bahwa perintah Allah itu pasti kebaikan.

Nabi Ibrahim pun juga diuji oleh Allah dengan ujian yang berat sekali ini. Bayangkan, Nabi Ismail adalah anak kesayangannya yang sudah lama Nabi Ibrahim mengidam-idamkan anak laki-laki ini, ternyata setelah besar diperintahkan oleh Allah untuk menyembelihnya. Siapa Ayah yang mau untuk menyembelih anaknya? Tapi karena ini perintah Allah, Nabi Ibrahim pun menyerahkan diri kepada Allah. Subhanallah..

Lalu kemudian ketika Nabi Ibrahim telah hendak menyembelih anaknya dan kedua-duanya sudah menyerahkan dirinya kepada Allah, maka Allah pun memberikan jalan keluar:

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ ﴿١٠٧﴾

Dan Kami gantikan dengan sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shaffat[37]: 107)

Maka Allah pun kemudian menggantikan dengan sembelihan seekor kambing dan Nabi Ibrahim pun tidak jadi menyembelih anaknya. Tidak mungkin Allah Subhanahu wa Ta’ala melakukan kedzaliman, tapi Allah melakukan itu sebagai ujian. Dari sini saudaraku, sebuah pelajaran yang agung sekali yang hendaknya selalu kita ingat dan kita petik dari pelajaran agung ini, jadilah kita hamba-hamba yang senantiasa sami’na wa atha’na seperti Nabi Ibrahim yang diuji oleh Allah untuk menyembelih anaknya. Padahal itu sesuatu yang sangat berat, tapi karena sudah perintah Allah, Nabi Ibrahim tetap taat. Nabi Ismail, ketika dirinya hendak disembelih, dan karena itu perintah dari Allah, Nabi Ismail pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Namun sayang di antara kita terkadang ketika Allah memberikan perintah sesuatu, ketika tahu misalnya sesuatu dilarang, kita seringkali kemudian tidak ridha dengan larangan Allah, kita lebih ridha dengan peraturan hawa nafsu diri kita sendiri. Ketika Allah memerintahkan kita shalat, terkadang kaki kita untuk pergi ke masjid saja terasa berat sekali. Ketika Allah melarang kita melakukan larangan-larangan, ketika Allah menyuruh kita untuk misalnya menundukkan pandangan kita ketika melihat seorang wanita yang cantik jelita, itu saja kita amat sulit sekali untuk melakukannya.

Betapa butuhnya untuk menjadi jiwa-jiwa yang Islam, yang sami’na wa atha’na, yang senantiasa menyerahkan dirinya kepada Allah, yang senantiasa mau diatur oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan diatur oleh hawa nafsu dirinya, bukan diatur oleh hawa nafsu dan syahwatnya. Karena sesungguhnya apa yang Allah aturkan kepada kita itu pasti yang terbaik buat kita.

Maka dari itulah saudaraku.. Yang kita sembelih sekarang ini adalah merupakan ibadah yang begitu sangat agung sekali.

Maka ketika kita menyembelih itu ingatlah tentang kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang Allah kisahkan dalam Al-Qur’an dan jadilah kita seperti mereka berdua yang senantiasa siap dan tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah kedua – Khutbah Jumat Pelajaran Berqurban

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Seorang mukmin yakin bahwa apa yang Allah kabarkan dalam Al-Qur’an itu pasti benar, seorang mukmin yakin bahwa semua perintah Allah itu pasti maslahat, seorang mukmin yakin bahwa pastilah yang dilarang oleh Allah itu adalah mudharat, seorang mukmin yakin bahwasanya yang Allah berikan kepada kita berupa takdir-takdir yang menyakitkan itu hakikatnya adalah ujian agar Allah melihat siapa yang mau sabar dan siapa yang mau beriman atau tidak.

Maka seorang mukmin berusaha untuk sabar. Sebagaimana ia bersyukur disaat diberikan kesenangan, ia pun bersabar disaat diberikan ujian oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karena itulah para ulama menyebutkan bahwa yang menimpa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail inilah hakikat ujian, diuji oleh Allah dengan sesuatu yang paling kita sayangi, diuji oleh Allah dengan sesuatu yang paling berharga dalam hidup kita.

Maka dari itulah terkadang kita pun diberikan oleh Allah ujian dengan ujian perkara yang kita sayangi yang kita tentunya sangat berat untuk meninggalkannya. Contoh saja misalnya ketika kita sendirian, tidak ada yang bisa melihat kita, sementara syahwat kita menggebu-gebu dan kita ingin melihat di HP kita sesuatu yang dilarang oleh syariat Allah Jalla wa ‘Ala, melihat aurat-aurat wanita dan yang lainnya. Seringkali ketika kita sendirian kita tidak ingat kalau Allah mengawasi kita. Ketika kita sendirian kita tidak ingat bahwasanya Allah akan mencatat amal kita dan bahwasanya Allah mampu sekonyong-konyong untuk menimpakan adzab kepada kita disaat kita berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tapi itu kita lupakan. Kita lebih senang mengikuti apa yang menjadi kesenangan kita, kita lebih senang mengikuti syahwat dan hawa nafsu kita. Laa hawla wa laa quwwata illa billah..

Maka dari itulah saudaraku seiman, senantiasalah minta kepada Allah kekuatan untuk senantiasa dimudahkan menaati Allah, senantiasa dimudahkan untuk menghindari larangan-larangan Allah Jalla wa ‘Ala.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

  اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات

اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين، اللهم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم، اللهم اصلح ولاة أمورنا يا رب العالمين، واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله:

إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.

Download mp3 Khutbah Jumat

Lihat juga: Khutbah Jumat Singkat Tentang Menjaga Amal

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat Pelajaran Berqurban” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48819-khutbah-jumat-pelajaran-berqurban-nabi-ismail-menyerah-dan-yakin-bahwa-perintah-allah-itu-pasti-kebaikan/